Pemuda Madiun Sulap Popok Bayi menjadi Pupuk dan Media Tanam
Dokumentasi Pribadi |
Dia merasa resah ketika
melihat warga lain tidak peduli terhadap lingkungan dengan membuang sampah popok
bayi sekali pakai di sungai. Seperti yang kita ketahui, sampah ini memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengalami proses penguraian. Sehingga jika hal ini
tetap diabaikan dan tidak ditindaklanjuti maka akan mengakibatkan kerugian atau
bahkan bencana.
Irwan membuktikan
sendiri bahwa masih banyak warga Madiun yang acuh terhadap banyaknya sampah
popok bayi ini. Ketika ia menjadi relawan banjir tahun 2019 di Madiun, dia
banyak menjumpai tumpukan sampah popok bayi sekali pakai. Tak hanya Irwan dan
kawan-kawan relawan lain yang menjumpai hal seperti ini, akan tetapi Bupati
Madiun juga kecewa melihat banyaknya tumpukan sampah popok bayi ini.
Dokumentasi Pribadi |
Hal
ini akhirnya memunculkan ide alumnus Magister Manajemen Agribisnis Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Irwan Budiyanto, untuk memanfaatkan sampah-sampah
yang meresahkan banyak orang ini. Dia memanfaatkan sampah popok sebagai media
tanam dan pupuk tanaman. Ide tersebut didapatnya dari sejumlah penelitian yang
tertulis pada beberapa jurnal ilmiah yang ia baca.
Cara
membuatnya sendiri tidaklah sulit. Ia memanfaatkan sampah popok milik anaknya
kemudian mengambil gel yang ada di setiap popok. Setelah itu gel tersebut
dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL). MOL ini terbuat dari bahan keong
atau tempe , air kelapa, air cucian beras, dan diberi air tebu. Selanjutnya,
gel popok diberi air 1 liter dan dicampur dengan MOL sekitar 1 gelas. Campuran
ini difermentasi selama 2 minggu namun tidak bisa langsung digunakan. Hasil
fermentasi ini harus dicampur dengan tanah untuk bisa dijadikan media tanam.
Sedangkan air yang dihasilkan dari fermentasi ini bisa digunakan untuk pupuk.
Kelebihan dari penggunaan gel ini yaitu tidak perlu sering menyirami tanaman
karena gel memiliki daya serap yang cukup baik.
Dokumentasi Pribadi |
Posting Komentar