Di-PHK karena Pandemi, Warga Madiun Sukses Budidayakan Cacing
Dokumentasi Pribadi |
Pria yang sehari-harinya tinggal di Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri ini, awalnya adalah seorang sopir rental yang harus terpaksa berhenti
karena sepi penumpang. Padahal dia harus menghidupi keluarga kecilnya. Rian
memutar otak dan pantang menyerah dengan keadaan seperti ini. Dia melihat
saudaranya yang budidaya cacing tanah dan akhirnya ia tertarik untuk
memperlajarinya. Tak lama dari itu, ia pun mantap untuk beternak cacing tanah
dengan modal Rp35 juta. Modal ini ia peroleh dari tabungannya serta dari hasil
ia berutang.
Pertama,
Rian membuat kolam cacing tanah di belakang rumahnya. Kolam ini tidak terlalu
besar dan memakan tempat. Yang tepenting dari penempatan kolam ini adalah harus
terletak di tempat yang sejuk dan tidak boleh terlalu panas. Selanjutnya ia
menyiapkan juga oven pengering cacing dan membeli dua kuintal bibit. Semua ini
ia siapkan secara bertahap.
Menurut
Rian, beternak cacing tanah ini sangatlah mudah. Ia hanya perlu menyirami cacing-cacing
ini dengan ampas tahu. Cacing ini juga bisa kawin dan bertelur sendiri tanpa
bantuan apapun. Cacing tanah juga tidak gampang sakit meskipun tidak diberi
tambahan vitamin dalam perawatannya.
Setelah
dua bulan, Rian bisa memanen dua pekan sekali. Sekali panen bisa menghasilkan
36 kilogram cacing basah. Namun sebelum dijual, cacing ini harus dikeringkan
terlebih dahulu menggunakan oven khusus. Cacing basah 36 kilogram ketika sudah
dikeringkan akan menjadi enam kilogram saja. Omzet yang ia terima selama
sebulan bisa mencapai Rp6 juta. (sella/dhidan/madiunpedia)
Dokumentasi Pribadi |
Posting Komentar