Ciri-Ciri Warung Nasi Pecel Madiun yang Murah dan Dijamin Enak!
Madiun dan pecel adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tiap sudut kampung Madiun, dihiasi oleh warung pecel beraneka bentuk. Ada yang buka warung di garasi rumah, teras depan rumah, gubuk tengah sawah, dan bangunan warung pecel ala-ala resto. Bumbu pecel Madiun punya ciri khas yang sulit tergantikan, rasanya khas dan pas. Katanya, hanya orang Madiun yang bisa merasakan bahwa pecel ini pecel Madiun atau tidak, sedekat itu warga Madiun dengan pecel.
Bahkan, mayoritas warga Madiun, menjadikan pecel sebagai pelaku utama untuk urusan makan, mau disantap waktu pagi sebagai sarapan, makan siang, atau makan malam. Nasi Pecel punya tempat yang pas untuk dinikmati lidah warga Madiun. Kini, perkembangan Nasi Pecel Madiun makin variatif, banyak sekali varian dan bentuk baru penyajiannya. Nah, kali ini, bakal diulas 5 ciri warung pecel Madiun di Madiun yang enak!
Ramai dikunjungi morning person.
Warung pecel yang ramai dikunjungi oleh jamaah gowes saat pagi hari, kemungkinan besar rasa pecelnya juara lur. Sering terjadi di warung-warung pecel Madiun Timur, saat weekend, banyak sekali masyarakat Kota Madiun yang bersepedah ke Madiun Timur. Pulangnya, mereka pasti mampir untuk menandaskan sepiring pecel dan teh hangat manis, kalau warung pecel ramai dikunjungi oleh pesepedah, sudah dapat dipastikan sajian nasi pecel yang dijual punya rasa yang istimewa.
Nama Warung “Mbah”
Nama warung pecel juga jadi salah satu indikator kenikmatan pecel Madiun. Warung yang menggunakan nama berawalan “Mbah” biasanya punya banyak pelanggan karena karakteristik sambel yang melegenda dan tak tergantikan. Citra branding dengan nama semacam ini juga meningkatkan kepercayaan pelanggan saat membeli nasi pecel, “Wah, ini pasti resep pecelnya turun temurun dan otentik” begitu kira-kira perasaan kita saat melihat warung pecel dengan branding nama “Mbah”.
Pakai Daun Jati
Mungkin sebagian dari kita agak kurang afdol jika makan nasi pecel menggunakan piring. Alasan tersebut bisa masuk akal; sebab, atmosfer yang dihadirkan saat makan nasi pecel dengan godong jati benar-benar berbeda, ada sensasi nature dan bau yang khas saat nasi pecel disajikan diatas daun jati. Sajian pecel semacam ini mulai jarang kita temui di Kota Madiun, hanya ada di desa-desa Kabupaten Madiun.
Sambel Diuleg
Dengan hadirnya blender sebagai mesin penghalus praktis, banyak sambel pecel yang dihaluskan dengan teknologi, cara tradisional dengan “dideplok” atau “diuleg” mulai ditinggalkan oleh beberapa warung pecel Madiun. Namun, masih ada juga yang mempertahankan cara lama ini demi menjaga cita rasa yang otentik, sambel pecel yang diuleg dengan sambel pecel yang diblender, rasanya pasti berbeda.
Warungnya Sederhana
Beberapa pecel yang legendaris di Kabupaten Madiun, cenderung mempertahankan bangunan lama, biasanya beratapkan kayu atau bangunan bata yang belum di semen. Selain jadi ciri khas warung, entah kenapa, warung yang bangunannya sederhana, sebagian besar rasa pecelnya enak, apalagi kalau udah jadi urban legend di desa. Pasti kebanyakan masih mempertahankan bangunannya, yang tumbuh dewasa di desa pasti ngerti heee.
Ciri khas diatas berdasarkan hasil pengamatan sederhana penulis. Kembali lagi, enak dan tidak enaknya sebuah makanan tergantung pada lidah masing-masing. Tapi, dari pengalaman penulis, warung nasi pecel yang masih mempertahankan atau punya karakteristik seperti diatas, dijamin kualitas sambel, sayuran, lauknya enak. Kalau nggak enak, berarti bukan selera. Terima kasih lur!
Posting Komentar