Madiun Tak Butuh Pemimpin Muda, Wes Wayahe Wong Tuo Tampil
prokopim.trenggalekkab.go.id |
Tapi, bagaimanapun juga, inilah Indonesia, negeri kaya dan sangar. Menanam singkong tumbuh jagung— merawat persatuan tapi memupuk juga kericuhan. Inilah negeri kita tercinta, Indonesia. Bangsa serba sesekali dan kadang-kadang. Sesekali damai, kadang-kadang ramai. Sesekali turun aksi, kadang-kadang ikut oligarki. Sesekali berpihak kepada rakyat, kadang-kadang menginjak martabat. Sesekali menjilat yang kuat sembari kadang-kadang menindas yang lemah. Sesekali peduli nasib bangsa, tapi persisten juga menggali kubur untuk manusianya. Inilah Indonesia, negeri kaya dan sangar.
Mari kita lupakan hiruk pikuk isu nasional, perdebatan ibu kota nusantara, politisasi bansos, dan cawe-cawe kekuasaan untuk melanggengkan bisnis catering keluarga. Ayo kita kawal Pilkada Madiun 2024, pesta demokrasi guna memilih siapa manusia yang layak memimpin tanah luhur bernama Madiun. Pilkada akan jauh lebih berdampak, jauh lebih menentukan nasib kita dalam kehidupan bernegara. Pemerintah pusat biarkan bekerja dengan segala fasilitas yang kita berikan lewat pajak. Ingat, mereka akan datang ke Madiun kalau ada butuhnya saja, tentu lengkap dengan pengawalan ketat para aparat. Wiu wiu wiu.
Pemilihan umum Bupati Madiun akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Itupun kalau panitia tidak tangi awan. Kita akan memilih pemimpin/bupati/pelayan rakyat Madiun periode 2024-2029. Berdasarkan riset @madiunpedia melalui cerita instagram dan beberapa polling ketjil-ketjilan para influencer itu, banyak masyarakat yang mendambakan pemimpin muda, mereka percaya bahwa anak muda musti memimpin Madiun agar akselerasi pembangunan daerah optimal, pola dan tabiat muda musti masuk ke dalam pemerintahan agar sat-set dan tas-tes.
Mengingat, Madiun memang tak pernah dipimpin oleh anak muda, jikalaupun pernah, itu pasti saat Indonesia belum ada. Eh mbuh ding. Tapi yang dapat saya pastikan, pasca reformasi, Madiun tak pernah dipimpin oleh anak muda (25-30 tahun). Kini, masyarakat kita pada umumnya, tampak begitu gandrung dengan pemimpin muda, atau menginginkan Madiun dipimpin oleh anak muda. Katanya, pemimpin muda jauh lebih paham saat menanggapi tantangan global yang destruktif, pun anak muda dikenal dalam catatan sejarah selalu mendobrak kebuntuan pembangunan, Kabupaten Madiun, apakah butuh didobrak anak muda agar pembangunan ekonomi, sosial, budayanya meningkat?
Berdasarkan riset yang Madiunpedia lakukan, ada 111 responden yang telah mengisi formulir. Data rincinya belum bisa kami tuliskan karena malas. Oleh karena itu, mari kita nilai hasil riset yang sifatnya rahasia ini dengan asumsi penulis. Nyaris semuanya masih menaruh harapan kepada petahana dalam Pilkada Madiun 2024. Nama-nama lama seperti Kaji Mbing, Hari Wuryanto, Djoko Setiono, dan Rio Wing masih mendominasi. Namun, pada kolom wakil bupati idaman, banyak responden yang menyampaikan harapan bahwa kursi wabup mesti diisi oleh representasi anak muda. Nama-nama anak muda pun muncul, siapa saja namanya? Tentu rahasia dan belum bisa kami bagikan.
Dari hasil riset, penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat Madiun tak sepenuhnya menginginkan pemimpin muda, gagasan futuristik pemimpin dari generasi z dan milenial memang terdengar edgy untuk didengar, namun nampaknya, tak begitu dibutuhkan masyarakat. Madiunpedia dalam riset Pilkada Madiun 2024 juga memberi kolom untuk pemilihan kepala daerah Kota Madiun. Dan hasilnya mudah saja ditebak, nyaris 80% menginginkan petahana Pak Maidi untuk melanjutkan kepemimpinan. Pun beliau sudah memberikan pernyataan bahwa akan maju lagi dalam Pilkada.
Pada kolom pemimpin harapan Pilkada Kabupaten Madiun, nama petahana Kaji Mbing juga masih jadi suara mayoritas. Bupati Madiun yang hobi naik vespa ini masih diharapkan maju oleh masyarakat. Meski pembangunan fisik Kabupaten Madiun saat dipimpin Kaji Mbing tak sebaik pembangunan mass tourism Kota Madiun. Gaya blusukan Mas Kaji dengan segala agenda politiknya, masih digandrungi kebanyakan masyarakat Kabupaten Madiun. Ini menunjukkan bahwa kita, mayoritas masyarakat Madiun tak begitu menginginkan pemimpin muda, tak ada hal yang begitu mendesak agar kursi Bupati / Walikota diduduki oleh pemimpin muda.
Posting Komentar