Lomba Inovasi Daerah Tidak Menyelesaikan Masalah?
foto: VOI.ID |
Tiap tahun, tepatnya tiga bulan sebelum peringatan jatuhnya tanah Madiun ditangan Mataram, menjadi momentum yang ditunggu oleh manusia “ora gelem nganggur” acapkali disebut inovator. Berpuluh karya siswa dan masyarakat daerah cekungan lawu dan wilis saban tahun diadu dalam forum bergengsi. Cemerlang ide diwujudkan dalam inovasi, tentunya atas biaya sendiri tanpa dukungan pihak yang berkepentingan. Mulai karya untuk peningkatan ekonomi masyarakat, inovasi cegah stunting serta anti perundungan sampai pertanian tepat guna.
Semua pasti berharap menjadi paling wahid alias pemenang. Adicara sakral biasanya diumumkan di pendopo megah komplek pemerintahan dengan nama Putra Ragil Sultan Trenggono, penguasa Brang Wetan. Semua nama juara disebutkan, mulai dari inovator para Amtenaar yang dibayar dari pajak mewakili kantornya, juara kategori para kaum jelata dari golongan masyarakat sampai juara dari tingkat siswa ataupun santri. Bilamana nama disebut, berita dimuat dikoran dan medsos alangkah bahagia dan bisa dibuat bahan obrolan dalam arisan, yasinan sampai fida'an.
Karya keren, penuh decak kagum mulai juri sampai pemimpin kondangan procotan semua terhempas dan hilang dalam hitungan selapan hari. Mungkin kurangnya pemerintah menangkap respon karya inovasi, ataupun harus ada orang kuasa serta banyak kepentingan yang harus dilalui. Padahal jika pemerintah sadar, pastinya mereka berterima kasih. Lhawong masyarakat jelata tanpa diminta ikut memikirkan solusi masalah yang seharusnya dikerjakan olehnya.
Kurang apa coba masyarakat tanah ini? atas biaya sendiri didasari handarbeni ikut repot memikirkan mengurai masalah yang telah menjadi latar belakang inovasi. Sebenarnya, yang diburu selain menjadi juara, adalah apresiasi karya yang mampu berguna untuk semua. Semoga pihak yang berkepentingan sadar dan harus sadar, jikalau sudah berinovasi tapi tak dianggap, usul diterima diapresiasi tanpa didukung dan dilaksanakan. Jangan sampai muncul ungkapan “males melu maneh” ben dipikir sing tugase mikir lan dibayar negara. Kita lihat bulan depan, siapa pemenangnya. Apakah akan seperti cerita lama, atau berganti cerita
Penulis: Mas Guru Adjar
1 komentar