Saya dan 106 Tahun Kota Madiun Tercinta
Tulisan ini bukanlah artikel kritik, sindiran, ataupun keluh kesah yang biasa saya tuangkan ke platform Madiunpedia, bukan. Justru, tulisan ini adalah penjelmaan rasa syukur saya terhadap kota kelahiran yang saat ini sedang berulang tahun, Kota Madiun. Sebuah bentuk ucapan selamat yang saya tuangkan dalam bentuk tulisan ini tentu tidak akan mampu menerjemahkan maksud sebenarnya dari isi perasaan dan pikiran saya terhadap kota ini. Walaupun bersifat personal, namun saya harap warga Madiun yang membaca ini dapat merasakan apa yang saya ungkapkan mengingat kemiripan kita mengenai pengalaman hidup di kota yang sama. Ya, kita disatukan karena letak geografis dan budaya, dan saya harap menjadi pemantik kita (Warga Madiun) untuk terus menjalin ikatan yang kuat akan kota ini dan masyarakatnya.
Pada ulang tahun Kota Madiun yang ke-106, kita telah melihat bagaimana Kota Madiun bertransformasi ke arah yang lebih baik. Penghargaan demi penghargaan telah diraih pemerintah kota karena transformasi yang dirasa oleh orang lain telah mengangkat kualitas hidup masyarakat. Dari yang nampak, kita melihat bagaimana wajah kota telah berubah banyak hanya dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Walaupun beberapa tahun belakangan saya jarang singgah dalam waktu yang lama di kota ini, setiap saya pulang selalu ada saja yang baru dan berganti.
106 tahun adalah waktu yang relatif singkat jika kita bandingkan dengan usia daerah-daerah lain di Indonesia. Meskipun singkat, kota ini telah membangun fondasi yang kuat untuk “lepas landas”. Alangkah sebuah keputusan yang bijak apabila kita mulai berfokus kepada bagaimana meningkatkan taraf perekonomian warga Kota Madiun secara mikro. Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dilihat dalam dua sudut pandang, secara agregat (yang selama ini pemerintah lakukan) dan secara praktikal di lapangan (kepada warga kota utamanya di kategori pendapatan menengah ke bawah). Perlu diakui masih ada kekurangan di sana sini. Walaupun begitu, perlu diakui juga kota ini telah berjalan ke arah yang benar. Hanya waktu yang akan menjawab apakah Kota Madiun akan mencapai apa yang dicita-citakan oleh pemerintah maupun warganya.
Untuk warga Kota Madiun sendiri, kota ini adalah tempat dimana sebagian (atau bahkan semua) dari mereka bersekolah, bekerja, membangun keluarga, bahkan menghabiskan masa tua. Kota ini memiliki arti yang spesial untuk setiap orang yang pernah hidup didalamnya. Mungkin, bagi sebagian dari kita kota ini telah menjadi tempat lahirnya kenangan manis dan pahit tentang hidup. Jatuh cinta, patah hati, kegembiraan akan mimpi yang tercapai, hingga kehilangan orang tersayang.
Kenangan-kenangan itulah yang membuat kita secara perlahan memiliki ikatan yang kuat terhadap Madiun. Kenangan yang membuat kita ingin kembali lagi ke kota ini seberapa jauhnya diri kita saat ini berada. Barangkali, keinginan untuk kembali karena keterikatan itulah yang disebut orang-orang ahli sebagai sense of place. Ya, bagi saya, sense of place itulah yang membuat saya selalu kembali. Mungkin juga, rasa itu yang membuat saya mengartikan kembali ke Madiun sebagai “pulang”, karena secara tidak sadar otak saya sudah menganggap kota ini sebagai rumah.
Selamat ulang tahun yang ke-106, Madiun. Tetaplah menjadi kota yang nyaman dan aman untuk warga-warganya. Tetaplah menjadi kota yang memiliki arti sense of place bagi setiap orang yang hidup didalamnya. Semoga yang dimimpikan oleh kota ini dan seluruh warganya segera tersemogakan. Salam dari kami, warga kota yang selalu menunggu dan bermimpi untuk kembali di suatu masa dimana akhirnya dibutuhkan.
Penulis Ferdian Wibowo
Posting Komentar